Writer : Muhamad Rian Nuryana
Photo Source : Jurnalis Adhum
Bandung, 04 Desember 2024 – Fakultas Adab dan Humaniora menggelar pertemuan strategis bertajuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menghadirkan terobosan pemikiran fundamental dalam pengembangan pendidikan tinggi keagamaan. Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Fakultas tersebut dihadiri oleh seluruh staf pengajar dan perwakilan mahasiswa, menghasilkan sejumlah perspektif progresif tentang masa depan pendidikan tinggi.
Paradigma Baru Pendidikan Tinggi
Kementerian Agama menegaskan pendekatan holistik dalam membangun ekosistem pendidikan yang tidak sekadar mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan membentuk insan yang memiliki kedalaman spiritual dan kontribusi sosial. Empat pilar utama yang menjadi fokus pengembangan meliputi:
- Pembinaan Program Studi yang Berkelanjutan
- Peningkatan Mutu Akademik Berkelanjutan
- Evaluasi Akademik Komprehensif
- Integrasi Keilmuan yang Mendalam
Terobosan Kurikulum
Dalam pertemuan tersebut, digarisbawahi filosofi fundamental bahwa ukuran keberhasilan lulusan perguruan tinggi tidak semata-mata diukur dari prestise pekerjaan atau besaran gaji, melainkan seberapa besar kontribusi mereka terhadap masyarakat. Hal ini merujuk pada hadis klasik “khoirunnas anfa’uhum linnas” yang bermakna “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Kementerian Agama mengumumkan fokus baru dalam pengembangan kurikulum, yakni:
- Kurikulum moderat beragama
- Penguatan perspektif keagamaan dalam setiap bidang keilmuan
- Pengembangan konsorsium keilmuan lintas komunitas dosen
- Mendorong mahasiswa memiliki orientasi ukhrowi dalam setiap aktivitas akademik
Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Perspektif Baru
Program MBKM tidak sekadar mendorong mahasiswa untuk terjun ke dunia industri, melainkan membekali mereka dengan kemampuan transformatif. Konsep “zuhud” (tidak terikat pada materi) dijadikan landasan filosofis dalam setiap proses pembelajaran. Kementerian Agama memberlakukan kebijakan selektif dalam pembukaan program studi baru:
- Pembukaan dilakukan satu kali dalam setahun.
- Proses seleksi ketat untuk menjamin kualitas.
- Kecenderungan membuka prodi dengan orientasi kontributif terhadap masyarakat.
Inklusivitas Pendidikan
Satu komitmen kuat yang digarisbawahi adalah penghapusan sekat antara perguruan tinggi umum dan agama. Harapannya, setiap perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kedalaman spiritual dan kemampuan akademik tinggi.
Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat oleh Wasdek 1, penyerahan cenderamata oleh Pak Rohanda, dan penyerahan sertifikat moderator kepada Pak Dadan Rusmana, yang menandakan komitmen bersama dalam transformasi pendidikan.