Penulis : Fathin Aulia Fatharani
Bandung, 26 November 2024 – Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan seminar konseling dengan tema “Peran Bimbingan dan Konseling dalam Mewujudkan Mahasiswa Unggul Kompetitif dan Inovatif”. Seminar bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora tentang pentingnya Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu penunjang dalam mencapai keberhasilan studi mahasiswa. Kegiatan ini diadakan di Aula Gedung FAH Lantai 4, Selasa (26/11/24).
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dedi Supriadi, dalam sambutannya menekankan pentingnya kehadiran layanan konseling untuk mahasiswa. “Perlu adanya pelayanan konseling di Fakultas agar mahasiswa bisa merasa lebih ringan menghadapi perkuliahan” jelasnya. Launching Bimbingan Konseling ini merupakan komitmen Fakultas Adab Humaniora yang terealisasikan dan menjadi bukti bahwa Fakultas Adab dan Humaniora memastikan mahasiswanya agar mendapatkan pelayanan terbaik dan merasa nyaman dalam menjalani perkuliahan. Bimbingan dan Konseling yang difasilitasi Fakultas ini menjadi ruang bagi para mahasiswa untuk bisa mengungkapkan curahan hatinya kepada konselor mengenai hambatan atau masalah yang dihadapi dalam perkuliahan, sehingga mendapatkan solusi sebagai jalan keluarnya.
Dalam seminar ini, Ipah Saripah selaku narasumber menyampaikan materi seputar Bimbingan dan Konseling terkait dengan tema “Peran Bimbingan dan Konseling dalam Mewujudkan Mahasiswa Unggul Kompetitif dan Inovatif” yang membahas 3 poin utama, yaitu: bagaimana menjadi mahasiswa yang unggul dan kompetitif, peran bimbingan dan konseling, serta implementasinya dalam perguruan tinggi.
Pembahasan pertama mengenai cara menjadi mahasiswa yang unggul dan kompetitif, Ipah Saripah menyampaikan sebuah kutipan untuk membuka awal materi “Preparation is the key to succes, and today is your opportunity to unlock tomorrow potential”. Poin dari pembahasan ini adalah pentingnya melatih keterampilan baik hard skill maupun soft skill serta penguasaan kompetensi akademik menjadi fokus utama dalam menjadikan mahasiswa yang unggul dan kompetitif.
Bimbingan dan Konseling memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing dan membantu mahasiswa memahami dirinya sendiri serta mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Peran Bimbingan dan Konseling sebagai langkah preventif dalam mengembangkan mental mahasiswa dan sebagai kuratif yaitu mengurangi atau memecahkan masalah yang terjadi melalui pelatihan dan pelayanan bagi mahasiswa. Dalam hal ini BK hadir untuk membantu mahasiswa agar mencapai catur sukses (empat kesuksesan) yaitu: sukses pribadi, sukses akademik, sukses sosial, dan sukses karir. Indikator catur sukses ditandai ketika mahasiswa memiliki pemahaman diri, sehingga memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Kurangnya pemahaman mahasiswa dalam mengenal dirinya sendiri dapat menyebabkan dampak negatif berkepanjangan, apalagi jika mahasiswa tersebut tidak mencari solusi dan memilih opsi tragis karena tidak mampu menghadapi masalahnya. Memahami potensi dan kemampuan diri memudahkan mahasiswa dalam memetakan tujuan hidup sehingga memiliki gambaran mengenai masa depannya, dan apabila hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, mahasiswa yang memiliki pemahaman diri ini tidak akan hilang arah sebab ia selalu memiliki solusi dari setiap hambatan. Di dunia perkuliahan, mahasiswa sering kali menghadapi tekanan dalam hal sosial maupun akademik. Tekanan tersebut mengakibatkan banyak mahasiswa yang mengalami burnout atau procrastination yang menghambat proses belajar. BK hadir dengan memberikan dukungan, baik melalui sesi konseling individu maupun kegiatan kelompok seperti peer group counseling dan pelatihan keterampilan interpersonal, yang memungkinkan mahasiswa untuk berbagi pengalaman dan solusi atas masalah yang dihadapi serta membantu mahasiswa berinteraksi dengan lebih baik dalam lingkungan sosial maupun akademik.
Dalam mengimplementasikan Bimbingan dan Konseling di perguruan tinggi, Ipah Saripah menyampaikan adanya tantangan yang menghambat terlaksananya layanan BK ini. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap layanan Bimbingan dan Konseling. Stigma negatif terhadap konseling yang membuat banyak mahasiswa enggan untuk memanfaatkan layanan ini, karena merasa sungkan apabila harus menceritakan permasalahan pribadinya kepada konselor. Tantangan selanjutnya adalah kurangnya integrasi antara unit BK dan unit lainnya di perguruan tinggi, serta keterbatasan sumber daya yang dapat memengaruhi kualitas layanan. Banyak perguruan tinggi, khususnya yang memiliki jumlah mahasiswa yang besar, mengalami kekurangan konselor yang memadai untuk menangani semua permintaan konseling mahasiswa. Selain itu, kurangnya fasilitas (seperti ruang konseling yang nyaman atau akses teknologi untuk konseling daring) juga dapat menghambat kualitas pelayanan.
Namun, Ipah melihat bahwa tantangan tersebut dapat diatasi dengan banyaknya peluang untuk meningkatkan layanan BK, seperti dengan melakukan edukasi tentang fungsi Bimbingan dan Konseling agar mahasiswa mengetahui manfaatnya serta lebih mawas diri terhadap terhadap kondisi dirinya sendiri, yang mana berkaitan dengan kualitas kesehatan mental mahasiswa. Optimalisasi teknologi, seperti konseling online bisa menjadi solusi untuk meningkatkan aksesibilitas layanan BK, sehingga mahasiswa bisa memiliki opsi saat hendak melakukan konsultasi. Selain itu, penguatan kolaborasi internal dan eksternal, termasuk antara Fakultas dan pihak luar yang berfokus pada bidang konseling merupakan peluang yang tepat guna memperluas cakupan layanan dan meningkatkan kualitas bimbingan. Peningkatan kompetensi konselor juga menjadi langkah penting agar layanan Bimbingan Konseling semakin profesional dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.